Tembok Ambruk
Oh iya, satu lagi, deh. Lainnya nanti aja, ya, besok hehehe. Sekarang ini tentang anggota lainnya, yaitu Mbak Eqi. Orangnya tinggi, besar, kuat, yah, pokoknya banyak tenanga!
Gini ceritanya. Kan kita lagi ngumpul gitu, berempat. Kita tuh bosen banget. Kita berunding mau ngapain. Ada yang jalan-jalan, naik sepeda, main sama Kakak Ghina, main game online, dll.
kalo jalan2 itu panas dan gak seru. terus, kalo game online, disitu internetnya lambat. Jadi, kami putuskan untuk naik sepeda sama Kakak Ghina.
Kakak Ghina itu tetangga Eyang Uti. Teman sekelas Mbak Eqi waktu masih sekolah di Bandung. Aku sama kakak Ghina beda sebulan, dan aku lebih tua. Pasti heran, kenapa mangil kakak. Nah, Mbak Eqi itu lebih muda dari kakak Ghina. Jadi sering manggil kakak. Aku ngikutin, jadiya Kakak Ghina, deh. Hehehee
Nah, akhirnya kita memanggil kakak Ghina yang hanya berjarak dua rumah dari rumah Eyang Uti. Nah, kami memanggilnya dengan sebuah lagu, dan nggak tau itu lagu buatan siapa. Tapi cara memanggilnya dengan mengatakan "Kakak Ghinaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" dengan huruf terakhir diberi nada. Ngerti nggak? Kalau nggak ngerti ya sudahlah.
Lalu, kakak ghina keluar dan menyetujui untuk naik sepeda. Aku, Mbak Eqi, Dik Avi dan Dik Tami pun mengamil sepeda masing-masing. Urutan keluarnya dari sepeda paling kecil sampai yang paling besar. Nah, jalan nya itu cukup sempit karena disampingnya ada mobil.Jadi harus hati-hati. Nah, waktu giliran Mbak Eqi keluar, nggak taunya ada suara "PRANGG" pasti ada seuatu yang jatoh, dan ternyataa, tembok antara rumah satu dan rumah sebelah itu, temboknya ambruk!! Ya ampun, sekuat apa kamu mbak?
"Aduh maaf, tadi aku cuman nyenggol sedikit doang" Sedikit? sedikit? Ya ampun, menurut dia sedikit! Padahal kalau lihat temboknya ambruk itu sama sekali nggak sedikit! Untungnya Mbak Eqi tidak kena marah. Fyuhhh, akhirnya, kita naik speda juga, deh! WOOHOO..
Gini ceritanya. Kan kita lagi ngumpul gitu, berempat. Kita tuh bosen banget. Kita berunding mau ngapain. Ada yang jalan-jalan, naik sepeda, main sama Kakak Ghina, main game online, dll.
kalo jalan2 itu panas dan gak seru. terus, kalo game online, disitu internetnya lambat. Jadi, kami putuskan untuk naik sepeda sama Kakak Ghina.
Kakak Ghina itu tetangga Eyang Uti. Teman sekelas Mbak Eqi waktu masih sekolah di Bandung. Aku sama kakak Ghina beda sebulan, dan aku lebih tua. Pasti heran, kenapa mangil kakak. Nah, Mbak Eqi itu lebih muda dari kakak Ghina. Jadi sering manggil kakak. Aku ngikutin, jadiya Kakak Ghina, deh. Hehehee
Nah, akhirnya kita memanggil kakak Ghina yang hanya berjarak dua rumah dari rumah Eyang Uti. Nah, kami memanggilnya dengan sebuah lagu, dan nggak tau itu lagu buatan siapa. Tapi cara memanggilnya dengan mengatakan "Kakak Ghinaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" dengan huruf terakhir diberi nada. Ngerti nggak? Kalau nggak ngerti ya sudahlah.
Lalu, kakak ghina keluar dan menyetujui untuk naik sepeda. Aku, Mbak Eqi, Dik Avi dan Dik Tami pun mengamil sepeda masing-masing. Urutan keluarnya dari sepeda paling kecil sampai yang paling besar. Nah, jalan nya itu cukup sempit karena disampingnya ada mobil.Jadi harus hati-hati. Nah, waktu giliran Mbak Eqi keluar, nggak taunya ada suara "PRANGG" pasti ada seuatu yang jatoh, dan ternyataa, tembok antara rumah satu dan rumah sebelah itu, temboknya ambruk!! Ya ampun, sekuat apa kamu mbak?
"Aduh maaf, tadi aku cuman nyenggol sedikit doang" Sedikit? sedikit? Ya ampun, menurut dia sedikit! Padahal kalau lihat temboknya ambruk itu sama sekali nggak sedikit! Untungnya Mbak Eqi tidak kena marah. Fyuhhh, akhirnya, kita naik speda juga, deh! WOOHOO..
Komentar
Posting Komentar