Gigi Ketelen
Aku udah ngasih tau kan, apa itu One Little Rushers? Itu, yang di "Judul Novel' itu loh. Aku ceritain sedikit tentang salah satu chapternya, ya.
Yaitu, saat Dik Avi menelan giginya sendiri. Ya ampun, ada nggak yang pernah nelen giginya sendiri? Mungkin ada, tapi sedikit.
Kejadiannya mungkin waktu aku kelas dua atau tiga. Waktu itu kan Dik Avi berkunjung ke rumahku. Dia langsung mamerin giginya yang udah goyang ke aku. Yaa maklumlah, gigi mya belum pernah tanggal sebelumnya, jadi sekarang dia membanggakan dirinya. Maklum deh.
Nah, jadi tuh kita main-main terus sepanjang hari sampe sore. Orangtuaku sama orangtua Dik Avi sedang pergi, jadi kami ditinggal di rumah. Nah, karena udah capek, jadi kita istirahat, dan minta makan, disuapin mbak.
Nah, akhirnya kita makan terus sampe udah mau abis. Nah, mungkin Dik Avi baru ingat atau apa, dia baru memamerkan gigi goyangnya stekah nasinya mau habis. "Mbak liat nih, gigiku udah goyang," kata Dik Avi. Si Mbak memperatikannya dengan terheran-heran. "Lho, mana giginya, non?" Dik Avi meraba-raba giginya yang goyang dengan lidah. Kemudian dia sadar bahwa giginya sudah lenyap. Dan dia panik seketika, dan langsung menelepon, mamanya, yaitu Tante Usi. Dan untungnya tidak apa-apa. Aku selalu ingin tertawa jika ingat kejadian itu. Hehehe....
Oh iya, kejadian tu nggak terjadi cuma sekali. Tapi dua kali! Yang membuat aku bingung, masa dia tidak merasa bahwa ada sesuatu yang lepas, atau keras saat sedang makan.
Kalau yang kedua ini, saat itu aku sudah kelas lima atau enam. Kali ini dia tidak memamerkan gigi goyangnya. Nah, setlah beberapa hari, gigi goyangnya itu berdarah. Jadi dia berkumur terus menerus.
Dan pada saat makan malam, semuanya haus mengumpul di rumah yang bercat kuning. Nah, ik Avi hanya mengambil nasi dan lauk yang lembek. Bahkan, ngambil tempe aja dia nggak berani!
Jadi, semua anak-anak makan di ruang tengah. Saat sedang asyik-asyiknya makan, tiba-tiba Dik Avi bilang,"yah, Mbak Tari, ketelen lagi," ya ampun. Lalu aku melihat putih-putih di dalam mulutnya, mungkin itu gigi. "Itu gigi bukan?" tanyaku sambil menunjuk ke mulut Dik Avi. Akhirnya, dia mengeluargan semua yang bisa dikeluarkan yag saat itu ada dalam mulutnya. api ternyata tidak ada. Dia kembali berkumur, dan langsung mengambil tempe. "Nah, sekarang aku berani makan tempe..." Hahahaha, Dik Avii, Dik Avi. Ckckckck
Yaitu, saat Dik Avi menelan giginya sendiri. Ya ampun, ada nggak yang pernah nelen giginya sendiri? Mungkin ada, tapi sedikit.
Kejadiannya mungkin waktu aku kelas dua atau tiga. Waktu itu kan Dik Avi berkunjung ke rumahku. Dia langsung mamerin giginya yang udah goyang ke aku. Yaa maklumlah, gigi mya belum pernah tanggal sebelumnya, jadi sekarang dia membanggakan dirinya. Maklum deh.
Nah, jadi tuh kita main-main terus sepanjang hari sampe sore. Orangtuaku sama orangtua Dik Avi sedang pergi, jadi kami ditinggal di rumah. Nah, karena udah capek, jadi kita istirahat, dan minta makan, disuapin mbak.
Nah, akhirnya kita makan terus sampe udah mau abis. Nah, mungkin Dik Avi baru ingat atau apa, dia baru memamerkan gigi goyangnya stekah nasinya mau habis. "Mbak liat nih, gigiku udah goyang," kata Dik Avi. Si Mbak memperatikannya dengan terheran-heran. "Lho, mana giginya, non?" Dik Avi meraba-raba giginya yang goyang dengan lidah. Kemudian dia sadar bahwa giginya sudah lenyap. Dan dia panik seketika, dan langsung menelepon, mamanya, yaitu Tante Usi. Dan untungnya tidak apa-apa. Aku selalu ingin tertawa jika ingat kejadian itu. Hehehe....
Oh iya, kejadian tu nggak terjadi cuma sekali. Tapi dua kali! Yang membuat aku bingung, masa dia tidak merasa bahwa ada sesuatu yang lepas, atau keras saat sedang makan.
Kalau yang kedua ini, saat itu aku sudah kelas lima atau enam. Kali ini dia tidak memamerkan gigi goyangnya. Nah, setlah beberapa hari, gigi goyangnya itu berdarah. Jadi dia berkumur terus menerus.
Dan pada saat makan malam, semuanya haus mengumpul di rumah yang bercat kuning. Nah, ik Avi hanya mengambil nasi dan lauk yang lembek. Bahkan, ngambil tempe aja dia nggak berani!
Jadi, semua anak-anak makan di ruang tengah. Saat sedang asyik-asyiknya makan, tiba-tiba Dik Avi bilang,"yah, Mbak Tari, ketelen lagi," ya ampun. Lalu aku melihat putih-putih di dalam mulutnya, mungkin itu gigi. "Itu gigi bukan?" tanyaku sambil menunjuk ke mulut Dik Avi. Akhirnya, dia mengeluargan semua yang bisa dikeluarkan yag saat itu ada dalam mulutnya. api ternyata tidak ada. Dia kembali berkumur, dan langsung mengambil tempe. "Nah, sekarang aku berani makan tempe..." Hahahaha, Dik Avii, Dik Avi. Ckckckck
Komentar
Posting Komentar