Greta Yaxley
Dari berawal mengacak dapur ibunya, lalu diberikan kesempatan untuk membuat sepiring makanan, Greta Yaxley melengkapi perjalanan memasaknya dengan memangku gelar sebagai pemenang utama Junior Masterchef Australia 2.
“Sangat senang rasanya bisa menjadi pemenang “Junior MasterChef Australia” di usia semuda ini, karena teman-teman saya ikut senang dan menganggap kemenangan saya sebagai sebuah hal yang keren,”ungkap Greta dengan gaya sealami remaja berusia 12 tahun.
Siang itu, di hari pertamanya di Jakarta yang menurutnya “a little bit sticky”, Greta mambawa senyum lebar andalannya ke hadapan kami dan berusaha menjawab pertanyaan yang diajukan sambil sesekali ditambahkan oleh ibunya, Karen. Ada dua “moment of truth” yang kami temui dengan berkesempatan bertemu langsung dengannya. Pertama, Greta kini jauh lebih cantik dan tinggi semampai dibanding penampilannya tahun lalu saat melonjak kegirangan karena diputuskan menjadi “Junior MasterChef Australia”. Kedua, ia memang bisa memasak dan menguasai dapur seorang diri, mematahkan keraguan kami sebagai penonton reality showtersebut tentang apakah benar anak-anak usia sekolah dasar tersebut benar-benar bisa mengolah bahan mentah menjadi sepiring makanan matang nan enak.
“Kemenangan ini menjadi kesempatan saya untuk mencoba beragam masakan dan mencicipi banyak rasa yang bisa saya kombinasikan ke dalam masakan buatan saya nanti. Pastinya saya akan terus memasak, dan suatu hari akan membuka fine dining restaurant. Nggak ada kata berhenti untuk memasak,” kata perempuan yang mengaku bukan popular girl di sekolahnya itu, seakan meyakinkan kami bahwa memasak adalahpassion yang akan terus dilakukannya, bukan sekadar hobi sementara. Terlepas dari dunia memasak, Greta tetaplah seorang remaja perempuan yang dikarunia penampilan cantik hingga membuat ibunya mulai membuatnya sedikit paranoid, layaknya ibu-ibu lain ketika menemui kenyataan bahwa their little babies telah tumbuh menjadi remaja. Ketenaran instan yang dia dapatkan, sedikit demi sedikit mulai ia biasakan, seperti diperhatikan lalu ditunjuk oleh orang asing yang ditemuinya.
“Yang berubah dari saya hanya lebih percaya diri dan kurang rasa pemalunya. Walau begitu, saya tetap suka berbelanja dan kumpul dengan teman-teman,” katanya, mendeskripsikan dirinya seperti sebagai seorang remaja normal pada umumnya. Hadiah utama sebesar USD15.000 yang dimenangkannya pun, diakuinya tak tahu diapakan oleh ibunya. “For traveling all over the world!,” serunya semangat.
Sumber : www.fimela.com
Komentar
Posting Komentar